
Dentuman musik yang keras dengan bit yang mampu membuat kita diajak bergoyang, kilauan lampu berbagai warna, riuh obrolah disana - sini, dan pemandangan wanita - wanita berpenampilan sexy dengan rok mini dan baju ketat dan sedikit terbuka. Beginilah pemandangan yang tidak asing dan dapat kita jumpai diberbagai tempat hiburan malam, tidak hanya di Yogyakarta namun disejumlah tempat lainnya.
Dunia Gemerlap atau disingkat dengan istilah "DUGEM", inilah nama populer yang sedang in dimasa kini. Istilah ini dipakai untuk menyimbolkan aktifitas dunia malam ditempat - tempat hiburan malam. Entah dari mana datang istilah ini, namun rasanya istilah tersebut sudah dikenal luas disebagian kalangan.
Bisa dibilang ada banyak orang yang berminat datang ketempat Dugem. Mereka datang dengan berbagai alasan, mulai dari yang hanya ingin mengisi waktu santai, melepas kepenatan, dengan minum - minum bahkan ada yang sampai mabuk, mencari hiburan, bahkan sampai ada yang ingin mencari teman kencan. Kebanyakan yang datang ketempat Dugem ini adalah mereka yang masih muda, dengan usia yang berfariatif, namun ada juga mereka yang sudah cukup tua. Latar belakang merekapun berbeda - beda, mulai dari yang pelajar, mahasiswa, pengusaha dan lain sebagainya.
Usaha seperti ini terbilang cukup menjanjikan, karena tampak seperti tidak sepi pengunjung, selama mampu menyajikan sesuatu yang spektakuler dan mampu membuat orang ingin berkunjung, tentu banyak orang yang berminat untuk datang kesana.
Di Yogyakarta sendiri usaha seperti ini terlihat cukup subur dan berkembang, sebut saja beberapa tempat hiburan malam yang terkenal seperti Liquid, Boshe, Republik, Hugos, Embassy, semua mampu memberikan hiburan yang menarik dan tidak sepi pegunjung. Hal itu juga didukung dengan atmosfir kota Yogyakarta, dimana banyak dihuni oleh anak muda dari berbagai daerah yang datang untuk menimbah ilmu di kota ini. Ketika haus hiburan dan tempat - tempat tersebut mampu menjanjikan kesenangan, maka mengapa tidak Dugem akhirnya menjadi pilihan.
Kalo saya sebagai orang awam, dimintai pendapat, jujur saja, saya tidak bisa mengatakan hal ini baik atau buruk. Hanya saja saran saya, jika kita ingin menjadi anak Dugem, jadilah anak Dugem yang berpendidikan, menghargai sesama, berbakti pada orang tua juga nusa dan bangsa dan mengenal betul tindakan apa yang harus dilakukan dengan memikirkan baik dan buruk nya. Maka dengan demikian kita tidak akan melecehkan harkat dan martabat dunia perdugeman itu sendiri, karena lahirnya dunia Dugem juga tidak lepas dari nama besar leluhurnya yang konsepnya dilatarbelakangi oleh kerja keras seni dan kreatifitas, ini perlu dihargai, karena tidak sembarang orang bisa melahirkan konsep sehebat ini.
Dunia Gemerlap atau disingkat dengan istilah "DUGEM", inilah nama populer yang sedang in dimasa kini. Istilah ini dipakai untuk menyimbolkan aktifitas dunia malam ditempat - tempat hiburan malam. Entah dari mana datang istilah ini, namun rasanya istilah tersebut sudah dikenal luas disebagian kalangan.
Bisa dibilang ada banyak orang yang berminat datang ketempat Dugem. Mereka datang dengan berbagai alasan, mulai dari yang hanya ingin mengisi waktu santai, melepas kepenatan, dengan minum - minum bahkan ada yang sampai mabuk, mencari hiburan, bahkan sampai ada yang ingin mencari teman kencan. Kebanyakan yang datang ketempat Dugem ini adalah mereka yang masih muda, dengan usia yang berfariatif, namun ada juga mereka yang sudah cukup tua. Latar belakang merekapun berbeda - beda, mulai dari yang pelajar, mahasiswa, pengusaha dan lain sebagainya.
Usaha seperti ini terbilang cukup menjanjikan, karena tampak seperti tidak sepi pengunjung, selama mampu menyajikan sesuatu yang spektakuler dan mampu membuat orang ingin berkunjung, tentu banyak orang yang berminat untuk datang kesana.
Di Yogyakarta sendiri usaha seperti ini terlihat cukup subur dan berkembang, sebut saja beberapa tempat hiburan malam yang terkenal seperti Liquid, Boshe, Republik, Hugos, Embassy, semua mampu memberikan hiburan yang menarik dan tidak sepi pegunjung. Hal itu juga didukung dengan atmosfir kota Yogyakarta, dimana banyak dihuni oleh anak muda dari berbagai daerah yang datang untuk menimbah ilmu di kota ini. Ketika haus hiburan dan tempat - tempat tersebut mampu menjanjikan kesenangan, maka mengapa tidak Dugem akhirnya menjadi pilihan.
Kalo saya sebagai orang awam, dimintai pendapat, jujur saja, saya tidak bisa mengatakan hal ini baik atau buruk. Hanya saja saran saya, jika kita ingin menjadi anak Dugem, jadilah anak Dugem yang berpendidikan, menghargai sesama, berbakti pada orang tua juga nusa dan bangsa dan mengenal betul tindakan apa yang harus dilakukan dengan memikirkan baik dan buruk nya. Maka dengan demikian kita tidak akan melecehkan harkat dan martabat dunia perdugeman itu sendiri, karena lahirnya dunia Dugem juga tidak lepas dari nama besar leluhurnya yang konsepnya dilatarbelakangi oleh kerja keras seni dan kreatifitas, ini perlu dihargai, karena tidak sembarang orang bisa melahirkan konsep sehebat ini.
0 komentar:
Posting Komentar