LIBERTARIAN, OTORITARIAN DAN PAHAM SUATU NEGARA


saya mencoba untuk memahami, pengertian dari teori Libertarian, dari hasil saya mengikuti perkuliahan. dari penjelasan diperkuliahan tersebut saya menangkap, dalam pemahaman saya, bahwa, teori libertarian, berbicara dengan berasaskan kebebasan yang mendasari pemahaman dasar, jika di kaitkan dengan konteks media atau pers, bahwa hadirnya teori libertarian ini, yaitu dimana kebutuhan akan kebebasan dalam penyampaian atau pemberitaan informasi kepada khalayak ramai sangat menjadi kebutuhan dasar, dimana tidak ada unsur penghalang untuk dapat memberitakan informasi apa saja kepada masyarakat.
libertarian bisa dibilang merupakan antitesis dari otoritarian, yang dimana otoritarian, sangat mengekang kebebasan pers, dimana tidak semua informasi dapat diberitakan kepada masyarakat. dalam otoritarian kekuatan ada di tangan pemerintah, posisi pemerintah didalam otoritarian adalah sebagai pemegang kekuasaan penuh, terkesan seperti diktator, yang dimana pemerintahlah yang memiliki kekuasaan dalam menentukan mana yang pantas diberitakan atau tidak pantas diberitakan. jika begini tentu saja dapat dilihat, bahwa negara akan menutup semua akses informasi yang dapat menimbulkan tumbuhnya pemahaman yang tidak seirama denagn pemerintah.
libertarian hadir, dari keinginan untuk keluar dari keterkekangan otoritarian tersebut, dimana libertarian mencoba menawarkan gaya baru, yang diawali dari inggris, diaman denagn adanya kebebasan, maka potensi-potensi akan semakin mudah dikembangkan, atau orang akan bisa banyak mendapat informasi dari manapun, yang dimana informasi dapata menjadikan bahan pembelajaran dan dapat menambah kapasitas diri setiap individu.
namun kedua teori ini, tentu ada sisi baik dan buruknya, tergantung dinegara mana teori ini diterapkan, dan bagaimana paham suatu negara tersebut. bisa saja malah pengertian libertarian sebenarnya, jika diterapkan dinagara A akan berbeda dengan negara B yang juga menerapkan libertarian, juga kesan negatif otoritarian yang dinegara A belum tentu dirasakan oleh negara B yang juga menerapkan otoritarian.
teori pada dasarnya hanya menjembatani pola penggiringan pemahaman berfikir, bagaimana implementasinya dan pengembangannya, maka tergantung pada siapa, dimana dan bagaimana teori tersebut diterapkan. dalam perkembangan teori juga akan bertemu dengan banyak unsur-unsur lain yang akan, mempengaruhi ke sakralan teori tersebut, bahkan bisa saja dari hasil keterkombinasian tersebut, maka akan menghadirkan teori baru atau sebagainya.
Read more